REONVE, label milik desainer asal Korea Selatan Baek Juhee, menghadirkan koleksi bertajuk Whispers of Heritage yang ditampilkan dalam ajang JF3 Fashion Festival 2025. Busana dalam koleksi ini tidak hanya menjadi medium penampilan, tetapi juga berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini, pesan yang ingin disampaikan sang desainer melalui karya-karyanya.
Melalui merek premium REONVE, Baek Juhee mengangkat estetika hanbok tradisional Korea ke dalam siluet kontemporer yang elegan dan bermakna. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade dalam dunia hanbok dan busana wanita modern, ia membawa filosofi keluarga yang kuat dalam dunia tekstil dan kerajinan ke panggung global.
“Koleksi ini menangkap bisikan lembut dari warisan budaya kami, membawa keindahan tradisional Korea ke dalam ritme kehidupan wanita modern,” ujar Baek Juhee.
Koleksi Whispers of Heritage berisi 20 tampilan lengkap, masing-masing terdiri dari satu hingga tiga potong busana. Koleksi ini mengeksplorasi harmoni antara struktur dan keluwesan, antara tekstur alami dan keindahan simbolik. Melalui siluet terstruktur dan teknik draping, koleksi ini merangkum filosofi hanbok sebagai clothing of wind and curves dalam konteks fashion masa kini.
Bahan utama yang digunakan adalah sutra Korea tradisional dan serat alami lainnya yang ramah lingkungan. Semua material diproduksi dalam jumlah terbatas, mempertahankan kualitas tinggi dan keunikan setiap potongan.
Detail seperti kerah melengkung (git), lengan bulat (baerae), serta lipatan aek-jureum ditafsirkan ulang untuk menciptakan tampilan modern yang tetap menyimpan akar budaya. Bordir dan patchwork buatan tangan menambahkan dimensi emosional yang kuat, sementara motif minhwa (lukisan rakyat Korea) memperkaya narasi visualnya.
Baek Juhee tidak hanya membawa inspirasi dari masa lalu, ia juga menciptakan jembatan nyata antara dunia hanbok tradisional dan fashion modern melalui sistem produksi yang saling terintegrasi. REONVE bekerja erat dengan Bun Hanbok, label hanbok miliknya, untuk memanfaatkan sisa sutra dari produksi hanbok kustom, yang kemudian diolah kembali menjadi busana seni eksklusif di REONVE.

“Kami ingin menciptakan busana yang tidak hanya cantik, tapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,” jelas Juhee.
Melalui proses handmade oleh pengrajin lokal, REONVE bukan hanya menghadirkan pakaian, tapi juga mempertahankan kerajinan tradisional dan memberdayakan komunitas pengrajin selama musim sepi produksi hanbok.
Komitmen terhadap mode berkelanjutan menjadi nilai inti dari REONVE. Lebih dari 90% koleksi ini dibuat dari serat alami, dengan produksi skala kecil dan internal, yang memungkinkan pengawasan kualitas dari awal hingga akhir.
Selain meminimalkan limbah, pendekatan ini juga mendefinisikan ulang arti kemewahan di era modern: bukan dari kuantitas atau eksklusivitas semata, tetapi dari ketulusan proses, ketahanan material, dan makna di balik desainnya.
Koleksi ini lahir dari kerja sama erat antara tim seniman dan pengrajin dari berbagai disiplin. Dari tim tekstil Seonyoung Judan (perusahaan keluarga Baek Juhee) yang menghasilkan kain sutra berkualitas tinggi, hingga tim bordir dan pola yang juga terlibat dalam pelestarian warisan budaya hanbok.
Setiap bagian koleksi REONVE adalah hasil sinergi yang mendalam—baik secara artistik maupun filosofis. Seluruh busana dari koleksi Whispers of Heritage tersedia untuk pembelian langsung, dengan penyesuaian ukuran yang fleksibel. Pemesanan khusus (made-to-order) juga tersedia bagi pelanggan yang menginginkan personalisasi gaya atau detail tertentu.
REONVE, di bawah arahan Baek Juhee, bukan hanya sebuah label fashion, tapi juga wujud cinta terhadap warisan budaya dan bumi yang kita tempati. Melalui koleksi ini, kita diajak untuk merayakan nilai-nilai abadi dalam balutan keindahan yang tenang, anggun, dan berakar kuat.






