Don't Show Again Yes, I would!

PINTU Incubator 2025, Kolaborasi Indonesia Perancis untuk Masa Depan Berkelanjutan

PINTU Incubator 2025 tampil sebagai tonggak baru dalam perkembangan ekosistem fashion Indonesia melalui partisipasinya di JF3 Fashion Festival 2025 yang digelar di Summarecon Mall Kelapa Gading dan akan berlanjut di Summarecon Mall Serpong. Program kolaboratif ini menghadirkan Residency Program yang mempertemukan desainer muda dari Indonesia dan Perancis untuk mengeksplorasi teknik tradisional nusantara dengan sentuhan inovasi global. Melalui mentoring dari 86 profesional, PINTU Incubator berfokus mempersiapkan jenama lokal agar siap bersaing di pasar internasional, sekaligus mendorong kreativitas, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas budaya.

“Kami berharap program ini bisa mendorong para mitra dan sahabat partisipan untuk mengeksekusi strategi mereka dengan lebih baik. Mereka sebenarnya sudah memahami bahwa untuk menembus pasar global, industri fashion harus menerapkan standar dan praktik internasional, termasuk standar dari Perancis,” kata Thresia Mareta, sebagai Founder of Lakon Indonesia dan Penggagas Pintu Incubator.

Theresia menambahkan, “Sayangnya, banyak praktik di industri fashion Indonesia saat ini masih belum cukup untuk menjawab tantangan internasional. Karena itu, penting bagi kita untuk membawa perspektif global ke dalam negeri, bukan hanya untuk peserta program PINTU, tetapi juga demi kemajuan industri secara menyeluruh.”

“Melalui program ini, kami membuka ruang yang lebih inklusif seperti seminar publik pada tanggal 29 Juli sebagai wadah berbagi dan belajar bersama. Kuncinya adalah terus bergerak maju, terus belajar, dan memperluas akses edukasi, termasuk lewat platform digital seperti inkubator kami. Karena yang cukup untuk hari ini belum tentu cukup untuk masa depan,” ujarnya menambahkan.

Salah satu momen puncak PINTU Incubator 2025 adalah peragaan busana “Echoes of the Future” yang menampilkan karya kolaborasi antara enam jenama lokal dan siswa École Duperré Paris, menonjolkan kain ramah lingkungan dan teknik daur ulang. Selain kesempatan tampil di JF3, peserta terpilih juga dapat mengikuti Première Classe Paris, membuka peluang besar untuk membawa mode Indonesia ke panggung dunia. Program ini bukan hanya ajang showcase, tapi proses pengembangan berjenjang yang memperkuat jejaring kreatif nasional dan internasional, serta menjadi simbol kerja sama budaya antara Indonesia dan Perancis.

CLV

CLV tampil di panggung JF3 Fashion Festival 2025 dengan koleksi penuh makna bertajuk W.I.P – Work In Progress. Koleksi ini dirancang sebagai penghormatan bagi karya dan proses kreatif di baliknya, sebuah refleksi visual dari perjuangan para pembuat. Setiap elemen dalam koleksi, mulai dari jaket yang berubah menjadi wadah perlengkapan hingga tas yang bertransformasi menjadi rompi, mencerminkan perjalanan mencipta yang dinamis. Dengan pendekatan desain modular, CLV menyatukan fungsi dan estetika, menjadikan karya bukan hanya sesuatu yang dihasilkan, tetapi juga dikenakan dan dibawa dalam keseharian.

Dalam enam tampilan yang ditampilkan di runway, CLV menghadirkan visualisasi dari ruang kerja kreatif, lengkap dengan palet, kuas, kontroler MIDI, dan kacamata pelindung sebagai bagian dari busana. Koleksi ini bukan tentang tampil sempurna, melainkan tentang merayakan proses, revisi, dan eksperimen yang menyusun setiap karya. W.I.P menunjukkan bahwa setiap goresan, rancangan, dan ide pantas mendapatkan ruang di panggung. Dengan latar komunitas kreatif Indonesia dan pandangan ke Paris, CLV menegaskan bahwa karya adalah pusat dari segalanya dan melalui fashion, karya itu kini bisa bergerak bersama tubuh, membentuk identitas, dan melangkah ke dunia.

Denimitup

Vincent Mikhael lewat label DENIMITUP kembali mengguncang dunia mode dengan koleksi terbarunya, Revelation. Koleksi ini memadukan teknik jahit split-pattern modern dengan warna-warna kontras yang berani, menjadi ciri khas Denimitup. Tidak hanya itu, koleksi ini juga menghadirkan reinterpretasi kain tradisional seperti songket dan batik dalam perspektif denim kontemporer. Lebih dari sekadar estetika, Revelation membawa pesan kuat tentang kondisi dunia yang semakin kompleks dan sarat tantangan — mencerminkan bagaimana manusia mungkin akan berpakaian di penghujung zaman.

Terdiri dari enam tampilan, koleksi ini menjadi simbol dari gaya hidup yang berkelanjutan dan penuh makna. Satu set DENIMITUP cukup untuk menemani aktivitas harian hingga akhir pekan, menunjukkan komitmen pada efisiensi dan gaya tanpa kompromi. Semua item diproduksi dengan tangan terampil dari para ahli, mulai dari ilustrator hingga penjahit, langsung dari “The House of Denimitup” yang berlokasi di Indonesia. Koleksi Revelation akan segera tersedia di situs resmi mereka, DENIMITUP.ID, siap memperkenalkan ikon TRILOGO ke panggung dunia.

Dya Sejiwa

Didirikan pada akhir 2017 oleh Nadya Kinanti Arifin, Dya Sejiwa merupakan label busana ready-to-wear asal Indonesia yang mengusung prinsip produksi berkesadaran. Dengan menolak sistem produksi massal, Dya Sejiwa memilih menciptakan karya dalam skala kecil, menggabungkan Tenun Bulu khas Indonesia dengan material pilihan yang mendukung kenyamanan dan estetika. Setiap koleksi dirancang dengan pendekatan yang menghargai warisan budaya serta keterampilan tradisional, dan hasilnya adalah potongan busana yang tak lekang oleh waktu, perpaduan teknik leluhur dan desain kontemporer yang elegan.

Dalam partisipasinya di PINTU Incubator 2025, Dya Sejiwa menghadirkan koleksi eksklusif bertajuk Merekah, yang terinspirasi dari proses mekarnya bunga dan metamorfosis kupu-kupu, dua simbol pertumbuhan yang lembut dan anggun. Koleksi ini diekspresikan melalui lapisan kain yang lembut, sulaman halus, serta siluet mengalir yang memancarkan keindahan transisi. Material seperti organza sutra, tenun bulu, dan sutra mentah memperkuat nuansa transformasi, sementara elemen yang dapat dilepas menggambarkan fleksibilitas dan perubahan. Dihiasi warna pastel lembut hingga rona tegas, Merekah menjadi simbol kepercayaan diri dan kreativitas yang terus berkembang, sebuah babak baru bagi Dya Sejiwa untuk terus mekar dan terbang tinggi, tetap setia pada esensi minimalis namun kaya makna.

Lil Public

Jenama fashion urban Lil Public resmi memperkenalkan koleksi perdananya yang bertajuk Hisashi Series di JF3 Fashion Festival, Juli 2025. Koleksi ini diangkat dari novel karya Hisashi yang mengangkat tema makanan sebagai pemantik kenangan dan emosi dalam kehidupan. Menggabungkan unsur literatur dan visual, Lil Public menciptakan monster-monster ilustratif yang terinspirasi dari makanan ikonik dalam cerita, seperti sushi, napolitan spaghetti, hingga Christmas cake, masing-masing merepresentasikan rasa, warna, hingga emosi para tokohnya.

Dengan gaya oversize khas urban wear, Hisashi Series hadir sebagai koleksi siap pakai yang memadukan desain kreatif dan fungsi. Ragam produk yang ditawarkan meliputi hoodie, work jacket, leather jacket, kemeja, t-shirt, celana, aksesori, dan topi dengan desain unik khas Lil Public. Koleksi ini tak hanya menyuguhkan busana, tetapi juga membawa narasi emosional yang kuat, menjadikannya sebagai ekspresi gaya yang penuh cerita.

Rizkya Batik

Rizkya Batik mempersembahkan MIMO, koleksi terbaru yang dirancang khusus untuk perempuan aktif, terutama para ibu menyusui. Terinspirasi dari kekuatan dan kelembutan perempuan, MIMO menggabungkan keindahan batik tulis khas Solo dengan potongan modern yang fungsional dan elegan. Koleksi ini hadir dengan fitur busui friendly seperti bukaan tersembunyi, menjadikannya praktis untuk aktivitas sehari-hari tanpa mengorbankan gaya. Warna-warna alami seperti indigo dan hijau kekuningan dipilih untuk menghadirkan kesan tenang, segar, dan penuh makna, mencerminkan keanggunan serta keteguhan perempuan dalam menjalani berbagai peran.

Melalui MIMO, Rizkya Batik ingin mengajak perempuan Indonesia merayakan setiap fase kehidupan mereka dengan busana yang berakar pada budaya namun tetap melangkah ke masa depan. Koleksi ini bukan sekadar pilihan pakaian, tetapi pernyataan tentang identitas, kenyamanan, dan semangat perempuan masa kini yang ingin tetap tampil stylish sambil menjalankan tanggung jawabnya. Rizkya Batik percaya bahwa setiap perempuan berhak merasa percaya diri, kuat, dan Anggun dan MIMO hadir sebagai wujud nyata dari keyakinan tersebut.

Nona Rona

Nona Rona mempersembahkan koleksi terbarunya bertajuk Lavanya, sebuah penghormatan untuk cahaya yang bersinar dalam diri setiap perempuan. Terinspirasi dari kisah nyata perempuan Indonesia, Lavanya, yang berarti “keanggunan yang memikat”,  menampilkan busana yang menyuarakan kekuatan, kelembutan, dan warisan budaya melalui sulaman detail serta motif bunga yang merekah indah.

Mulai dari gaun lembut yang mengalir hingga outer tegas penuh karakter, Lavanya merefleksikan keseimbangan antara ketangguhan dan kehalusan jiwa perempuan. Bagi Nona Rona, fashion bukan sekadar pakaian, melainkan medium untuk bercerita. Koleksi ini merayakan keberanian, keanggunan, dan semangat perempuan untuk terus tumbuh dan bersinar dalam setiap bab kehidupan mereka.

Share: