Don't Show Again Yes, I would!

Ranah Baru untuk Tumbuh, Napas Perempuan di Rhythm of Growth

Senayan Park sore itu terasa berbeda. Langit Jakarta berwarna lembut, menjadi latar bagi langkah-langkah perempuan yang datang bukan hanya untuk berlari, tetapi untuk menemukan diri dalam ritme yang paling jujur, paling personal. Setelah Perempuan Berlari 2025 resmi dibuka pada 26 November lalu, rangkaian acaranya semakin hidup, dipadati energi ribuan peserta yang datang untuk bergerak, merawat diri, dan bertumbuh bersama. Dan pada 29 November 2025, sebuah agenda yang dinanti akhirnya hadir: sesi Women’s Space dari ParagonCorp bertajuk “Rhythm of Growth: Menemukan Ritme, Menemukan Versi Terbaik Diri.”

Di tengah hiruk pikuk aktivitas lari, beauty expo, hingga kelas kesehatan, sesi ini menjadi jeda, ruang diam yang menciptakan pemahaman baru bahwa pertumbuhan tak hanya lahir dari kecepatan langkah, tetapi juga dari keberanian berhenti sebentar untuk mendengarkan hati sendiri. ParagonCorp, melalui Women’s Space, memperluas makna gerakan Perempuan Berlari. Bahwa perjalanan perempuan bukan sekadar tentang fisik yang terus bergerak maju, melainkan tentang kemampuan memimpin diri dan mengenali proses tumbuh yang berakar dalam pengalaman masing-masing.

Astri Wahyuni, Director of Corporate Affairs ParagonCorp, berbicara dengan mata yang tenang dan penuh percaya diri. “Women’s Space kami hadirkan sebagai ruang reflektif bagi perempuan untuk mengenali ritme tumbuhnya masing-masing. Kolaborasi dengan Perempuan Berlari memungkinkan kami menghadirkan pengalaman yang mempertemukan gerak, kesehatan, kecantikan, dan keberanian untuk melihat ke dalam diri,” tuturnya. Kalimat yang sederhana, namun mengandung esensi besar tentang pemberdayaan, bahwa transformasi perempuan selalu berangkat dari dalam.

Lalu panggung menjadi saksi tiga perjalanan pertumbuhan yang berbeda, namun saling menyentuh. Analisa Widyaningrum, Psikolog dan CEO APDC Indonesia, membuka cerita tentang kerentanan. Baginya, keberanian bukan tentang tak pernah runtuh, melainkan tentang menerima rapuh sebagai bagian dari proses menjadi pemimpin yang autentik. Astri Wahyuni kemudian menyambung melalui kisah pribadi, tentang keputusan besar, tentang perubahan yang tak selalu nyaman, dan tentang bagaimana langkah berani mampu membawa seseorang lebih dekat pada nilai yang benar-benar penting. Sementara Soraya Larasati, aktris sekaligus running influencer, membawa suasana menjadi hangat dan intim; baginya, lari adalah cara kembali pulang ke diri. Setiap detak napas, setiap kilometer, adalah cara untuk mendengar hati sendiri dengan lebih jelas.

Sesi Women’s Space hari itu tak hadir begitu saja. Ia melanjutkan napas dari Run with Purpose: Women in Movement yang sebelumnya berlangsung di Paragon Community Hub, sebuah ruang mindful di mana perempuan belajar yoga, berbagi cerita, dan mengizinkan dirinya hadir dengan jujur. Semua rangkaian ini membentuk satu pesan yang sama: perempuan berhak mencari ritmenya sendiri.

Ketika matahari mulai turun, perempuan-perempuan di Spark tidak hanya pulang dengan keringat, tawa, atau foto untuk disimpan. Mereka pulang dengan sesuatu yang lebih halus, lebih penting, sebuah ruang baru dalam diri yang mengerti bahwa pertumbuhan tak harus sama cepat, tak harus sama keras. ParagonCorp melalui Perempuan Berlari 2025 menegaskan komitmennya: menghadirkan ruang yang aman, inklusif, dan penuh makna bagi perempuan untuk bergerak bukan hanya dengan kaki, tapi juga dengan hati.

Karena pada akhirnya, setiap perempuan punya ritme pertumbuhannya sendiri. Dan ketika mereka saling mendukung untuk terus tumbuh, maka lahirlah kekuatan yang tak hanya memajukan diri, tapi juga dunia di sekitarnya.

Share: