Jakarta Fashion Week (JFW) 2026 baru saja menyaksikan sebuah momen yang bukan hanya tentang gemerlap mode, tetapi juga perayaan semangat dan perlawanan. POND’S Age Miracle membawa kampanye terbarunya, “Cheat Your Age”, menuju puncak spektakuler dalam pagelaran bertajuk “Miracle Runway”.
Di tengah sorotan lampu dan bisikan ekspektasi industri, muncul sembilan sosok perempuan yang membuktikan satu hal: usia bukanlah garis akhir, melainkan garis start baru. Mereka adalah para Miracle Models, perempuan hebat berusia 31 hingga 48 tahun yang menantang fenomena ageism di panggung fashion yang seringkali didominasi oleh standar usia muda.
Melawan Bisikan Pembatas: Ketika Usia Dianggap “Memudar”
Ageism, atau diskriminasi berbasis usia, adalah hantu tak terlihat yang sering menghantui perempuan, terutama dalam isu kecantikan dan aktualisasi diri.
Esa Mahira Arman, Senior Brand Manager POND’S, menjelaskan, “Ageism membuat perempuan seolah-olah dituntut untuk berpacu dengan waktu, karena mereka dipandang akan semakin ‘memudar’ seiring bertambahnya usia. Percaya bahwa miracles can shine at any age, POND’S Age Miracle ingin mendampingi seluruh perempuan melawan ageism melalui kampanye ‘Cheat Your Age’.”
Kampanye ini bukan tentang pura-pura muda. Ini adalah seruan untuk merayakan setiap fase hidup dengan bangga, melampaui stereotip yang mengatakan bahwa perempuan di atas usia 30 sudah “terlambat untuk bermimpi” atau “kurang menarik” seiring munculnya tanda-tanda penuaan.
Dian Sastro: Daya Tarik Tak Punya Batas Usia
Dian Sastrowardoyo, Brand Ambassador POND’S Age Miracle dan salah satu Miracle Muse yang hadir di panggung, turut menyuarakan semangat ini.
“Saya yakin, ageism akan berhenti saat perempuan percaya bahwa tak ada usia yang terlalu muda untuk memulai, dan tak ada usia yang terlalu tua untuk mencoba hal baru. Perjalanan hidup justru akan menambah kedalaman di setiap karya dan langkah yang kita ambil. Selama kita menghargai dan merawat diri dengan baik, maka sesungguhnya daya tarik dan percaya diri tak punya batas usia,” ujar Dian.
Merawat diri, bagi POND’S, dimulai dari kulit. Rangkaian produk POND’S Age Miracle dengan kandungan Hexyl-Retinol hadir sebagai Baby Collagen Booster yang diklaim mampu menstimulasi produksi baby collagen hingga 200%. Ini adalah ritual self-care yang mendukung perempuan untuk tampil dengan kulit glowing dan kenyal, menepis stigma bahwa kulit kusam dan keriput adalah akhir dari daya tarik.
Jalan Transformasi: Dari Audisi Hingga Miracle Runway
Perjalanan para Miracle Models ini sendiri adalah sebuah kisah inspiratif. Audisi yang diadakan di Jakarta dan Surabaya menarik lebih dari 500 pendaftar. Sembilan pemenang terpilih kemudian menjalani sesi “A Miracle Day of Transformation”, sebuah pembekalan intensif mulai dari sharing session potensi diri hingga kelas catwalk.
- Lebih dari 500 perempuan mendaftar untuk berbagi kisah perlawanan terhadap ageism.
- Terpilih 9 perempuan hebat berusia 31 hingga 48 tahun.
- Mereka bertransformasi menjadi Miracle Models yang siap menginspirasi.
Andandika Surasetja, Creative Director JFW, menggarisbawahi pentingnya momen ini. “JFW sangat mengapresiasi langkah berani dari POND’S Age Miracle yang memberikan panggung bagi para perempuan di atas usia 30 tahun mewujudkan mimpinya tampil menjadi model di ‘Miracle Runway’.”
Mode sebagai Interpretasi Semangat “Cheat Your Age”
Puncak perayaan ini dikemas dalam fashion show yang memukau, di mana tiga desainer ternama menerjemahkan semangat “Cheat Your Age” ke dalam karya busana yang luar biasa.

Studio Jeje oleh Angelita Nurhadi memperkenalkan koleksi “Tapak Dara”. Koleksi ini adalah eksplorasi indah tentang perpaduan feminitas yang effortless dengan keahlian kriya yang halus. Terinspirasi dari wildflowers, bunga liar yang tumbuh sunyi di tepi jalan “Tapak Dara” menangkap semangat kebebasan, kemampuan beradaptasi, dan kekuatan dalam kelembutan.
Angelita percaya bahwa kecantikan sejati tidak memudar, melainkan bertransformasi. Melalui koleksi ini, ia ingin merayakan para perempuan yang terus tumbuh dengan indah, menua dengan anggun, dan berkembang tanpa henti, layaknya bunga liar yang selalu memperbarui diri di setiap musim.

Selanjutnya, Christie Basil membawakan koleksi berjudul “Glass Onion”. Inspirasinya datang dari keunikan bawang (onion) yang penuh makna; terlihat sederhana namun memiliki lapisan-lapisan yang perlu dikupas. Koleksi ini menyimbolkan bahwa proses membuka lapisan diri yang jujur, rapuh, dan paling murni seringkali melibatkan ketidaknyamanan, layaknya mengupas bawang.
Christie Basil menekankan bahwa cantik bukan tentang lapisan luar yang menutupi, tetapi keberanian menanggalkan lapisan itu, karena kecantikan sejati lahir dari keaslian. Inilah esensi “Cheat Your Age” baginya: “Youth Has No Age”, di mana inti diri sejatinya tidak pernah menua, meskipun usia terus bertambah.

Terakhir, Jan Sober oleh Jan Angga menampilkan koleksi “Time, Unveiled: Gilded Reverie”. Jan Angga memiliki perspektif unik yang menentang anggapan bahwa usia menentukan kecantikan, dengan menghadirkan eksplorasi keanggunan radikal dalam kematangan.
Melalui permainan minimalisme, tailoring yang lembut, dan pengendalian detail yang penuh rasa, koleksi ini menyingkap kekuatan lembut dari keindahan yang tak lekang oleh waktu, menjaga keanggunan yang datang bersama usia. Diciptakan untuk mereka yang terus bertumbuh, “Gilded Reverie” merangkul keindahan usia di setiap lipatan, garis, dan tekstur, menemukan keseimbangan antara struktur dan jiwa tanpa menolak tanda-tanda waktu.
Diiringi langkah tegas para Miracle Models yang dipenuhi rasa percaya diri, dan didampingi oleh Miracle Muse Dian Sastrowardoyo, Eva Celia, dan Agnes Jennifer, panggung Miracle Runway benar-benar menjadi magnet inspirasi.

Sebagai penutup yang mengharukan, POND’S Age Miracle menghadirkan “Miracle Moments” – kejutan dari orang-orang terdekat para Miracle Models. Sebuah pengingat bahwa dukungan dan cinta adalah kekuatan terbesar dalam melawan batasan usia.
“Kami berharap, seluruh rangkaian aktivitas yang kami persembahkan mampu menginspirasi semua perempuan Indonesia untuk ‘Cheat Your Age’ agar dapat terus melangkah, berkarya, dan memberi dampak di setiap fase kehidupan mereka,” tutup Esa Mahira Arman.






