Program pelatihan digital P&G x TikTok – Jalin Nusantara telah genap berjalan selama satu tahun, menghadirkan semangat baru di berbagai sekolah. Pagi itu, di salah satu ruang kelas SMK di Jakarta, sekelompok siswa terlihat sibuk menyiapkan perangkat ponsel dan tripod sederhana. Bukan untuk membuat konten hiburan, melainkan untuk belajar mempraktikkan strategi live selling—sebuah metode pemasaran yang kini tengah populer di era digital. Suasana antusias itu menjadi bukti nyata bagaimana Jalin Nusantara membantu anak muda Indonesia menapaki masa depan digital.
Diluncurkan pada tahun 2024, Jalin Nusantara bukan sekadar pelatihan pemasaran online. Program ini dirancang sebagai gerakan kolaboratif antara P&G Indonesia dan TikTok Indonesia, bersama BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata dan didukung oleh Kemendikdasmen, untuk memberdayakan guru dan siswa SMK agar lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di era ekonomi digital. Dengan pendekatan Training of Trainers (ToT), para guru tidak hanya menjadi peserta pelatihan, tetapi juga agen perubahan di sekolahnya masing-masing—menularkan keterampilan digital kepada para siswa, dan membangun ekosistem belajar yang lebih adaptif terhadap kebutuhan industri.
Program ini mencakup berbagai pelatihan keterampilan digital, mulai dari literasi media sosial, teknik pemasaran digital berbasis konten, hingga pemanfaatan TikTok untuk strategi promosi yang kreatif dan relevan dengan pasar saat ini. Salah satu terobosan yang paling berdampak adalah kehadiran Live Studio P&G x TikTok – Jalin Nusantara, sebuah ruang belajar interaktif yang memungkinkan siswa merasakan langsung simulasi live selling seperti dalam dunia kerja. Di bawah bimbingan guru, para siswa belajar menciptakan konten yang menarik, membangun narasi produk, hingga menghadapi audiens secara langsung, sebuah pengalaman berharga yang sebelumnya hanya bisa didapatkan di industri profesional.
Selama satu tahun perjalanan, program ini telah menjangkau enam sekolah di Jakarta, melibatkan 24 guru dan memberikan pelatihan kepada lebih dari 540 siswa SMK. Salah satu kisah yang mencuat adalah bagaimana guru-guru dari SMKN 8, SMKN 10, SMKN 22, dan SMKN 5 Jakarta menjadi pionir dalam mendiseminasikan keterampilan digital ini di sekolah masing-masing. Para siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga kepercayaan diri untuk tampil, berbicara, dan menjual ide maupun produk secara kreatif.

Pentingnya program ini tidak lepas dari konteks global. Berdasarkan laporan The Global Competitiveness Report 2017–2018, Indonesia menempati posisi ke-36 dari 137 negara dan ke-4 di ASEAN, sebuah sinyal bahwa peningkatan keterampilan digital menjadi kebutuhan mendesak agar daya saing bangsa terus meningkat. Dalam konteks itu, program Jalin Nusantara hadir sebagai bagian dari inisiatif Upskilling and Reskilling dari Kemendikdasmen, yang berfokus pada penyelarasan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja.
Presiden Direktur P&G Indonesia, Saranathan Ramaswamy, menyebut bahwa program ini adalah bagian dari komitmen P&G untuk “Touching Lives, Improving Life”. Ia percaya bahwa Jalin Nusantara bukan hanya pelatihan biasa, melainkan sebuah gerakan disruptif yang mengubah cara guru dan siswa memahami serta menggunakan teknologi untuk menciptakan peluang baru. Hal senada juga disampaikan oleh Hilmi Adrianto dari TikTok Indonesia yang menyebut program ini sebagai katalisator bagi kemajuan ekonomi kreatif di Indonesia.
Pemerintah pun melihat inisiatif ini sebagai langkah strategis. Dr. Arie Wibowo Khurniawan dari Kemendikdasmen menekankan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan upaya memperkuat pendidikan vokasi agar lebih kompetitif secara global. Sementara itu, Dr. Nana Halim dari BBPPMPV Bisnis & Pariwisata menambahkan bahwa dalam waktu singkat, Jalin Nusantara telah mampu meningkatkan literasi digital guru dan murid SMK, menjadikan guru sebagai motor penggerak perubahan yang sesungguhnya.
Setahun sudah perjalanan Jalin Nusantara, namun ini baru permulaan. P&G dan TikTok Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program ke lebih banyak sekolah di berbagai daerah. Harapannya, semakin banyak generasi muda Indonesia yang memiliki keterampilan digital yang mumpuni dan siap ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. Karena masa depan Indonesia digital bukan sekadar wacana, tapi sedang dibangun hari ini—di ruang-ruang kelas, di balik layar ponsel, dan di tangan para guru serta siswa yang percaya bahwa teknologi bisa menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.