Suasana Paragon Community Hub terasa berbeda pada 6 Desember 2025. Bukan hanya dipenuhi percakapan antusias, tetapi juga gagasan-gagasan segar tentang masa depan, aksi sosial, dan kesiapan menghadapi dunia kerja. Di ruang inilah Light+ by Wardah dan Bright League bertemu, membuka Bright League Main Conference 2025 sebagai wadah kolaborasi bagi generasi muda untuk belajar, bereksplorasi, dan menciptakan dampak nyata.
Kolaborasi ini lahir dari kesadaran bahwa Gen Z membutuhkan lebih dari sekadar teori. Mereka memerlukan ruang yang relevan, inklusif, dan dekat dengan tantangan sehari-hari. Melalui rangkaian konferensi, mentoring, hingga business case competition, Light+ dan Bright League menghadirkan ekosistem pengembangan diri yang mendorong anak muda berani mengubah ide sederhana menjadi solusi yang bermakna.
Bright League selama ini dikenal sebagai komunitas yang fokus membantu generasi muda mengasah soft skills, membangun pola pikir progresif, dan memperkuat portofolio yang relevan dengan kebutuhan industri. Kehadiran Light+ memperkaya misi tersebut dengan menghadirkan studi kasus nyata dari sebuah brand yang lahir dari kebutuhan sehari-hari Gen Z, lalu berkembang menjadi inovasi yang berdampak bagi masyarakat.

Pembukaan konferensi menjadi pengingat bahwa inovasi tidak selalu berangkat dari ide besar. Dzikrillah Rizqi Amalia, Brand Activation Wardah, menekankan bahwa keberanian memecahkan masalah terdekat justru menjadi kunci perubahan berkelanjutan. Menurutnya, generasi muda memiliki potensi kreatif luar biasa, selama didukung ekosistem yang memungkinkan mereka bertumbuh dan bereksperimen tanpa takut gagal. Keberlanjutan pun tidak cukup berhenti sebagai narasi, tetapi perlu hadir sebagai kebiasaan sehari-hari.
Rangkaian sesi semakin hidup dengan kehadiran empat pembicara muda inspiratif. El Putra Sarira mengajak peserta melihat kekuatan storytelling dan budaya lokal sebagai motor penggerak inisiatif komunitas. Xaviera Putri menyoroti pentingnya pola pikir terstruktur, kemampuan adaptasi, dan komunikasi autentik sebagai fondasi kepemimpinan Gen Z. Dimas Dwi Pangestu berbagi tentang peran empati, active listening, dan ketangguhan mental dalam membangun gerakan sosial yang berkelanjutan. Sementara Muhammad Syaeful Mujab mengingatkan pentingnya perspektif global, diplomasi, dan kolaborasi lintas negara di tengah kompetisi yang semakin terbuka.

Tidak berhenti di ruang diskusi, kolaborasi ini juga diwujudkan melalui Business Case Competition. Sebanyak 111 tim dari 51 kampus nasional dan global ditantang merancang ide pemasaran kreatif untuk Light+ by Wardah. Pendekatannya pun disesuaikan dengan karakter Gen Z: praktis, ringan, dan dekat dengan keseharian. Kompetisi ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan analisis, kreativitas, dan problem solving dalam konteks industri nyata.
Tiga tim terbaik akhirnya terpilih dan diundang langsung ke Bright League Main Conference 2025 sebagai bentuk apresiasi. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa ide-ide muda memiliki tempat, selama dibarengi dengan pemahaman strategis dan keberanian mengeksekusi.
Melalui kolaborasi bersama Bright League, Light+ menegaskan perannya sebagai brand yang tidak hanya hadir di rutinitas harian Gen Z, tetapi juga di perjalanan tumbuh mereka. Sejalan dengan komitmen ParagonCorp, inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam menyiapkan talenta muda Indonesia yang adaptif, percaya diri, dan siap memberi dampak positif, baik di lingkungan sekitar maupun di dunia kerja yang terus berubah.





