Don't Show Again Yes, I would!

Mahkota Dunia dari Tangan Naomi

Tahun ini, desainer perhiasan Naomi Julia Soegianto dipercaya merancang mahkota untuk tiga ajang bergengsi sekaligus: Miss Universe Indonesia, Miss Universe Singapura, dan Miss Universe Hong Kong 2025. Sebuah pencapaian yang mengukuhkan karya anak bangsa mampu bersinar hingga panggung dunia.

Bagi Naomi, mahkota bukan hanya sekadar perhiasan megah, melainkan simbol kemenangan, keanggunan, sekaligus identitas budaya. Setiap desainnya lahir dari perenungan mendalam tentang filosofi perempuan. “Desain adalah soul buat saya, karena dari sana lahir kreativitas yang menjadi jiwa setiap karya,” ungkap Naomi dalam konferensi pers di Eco Deck, Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta, Senin (8/9).

Dari “Teratai Nusantara” ke “Jiwanta”

Jejak Naomi di Miss Universe dimulai tahun lalu ketika ia menciptakan mahkota Teratai Nusantara untuk Miss Universe Indonesia 2024. Ia memilih bunga lotus sebagai simbol kekuatan yang lahir dari kelembutan, mencerminkan perempuan Indonesia yang tegar namun penuh kasih. Itu adalah pengalaman pertamanya, penuh tantangan namun memberi pembelajaran besar dalam hidup.

Tahun ini, ia kembali dipercaya merancang mahkota Miss Universe Indonesia 2025 dengan tema Jiwanta. Kata Sansekerta itu berarti “jiwa yang tenang”. Desainnya terinspirasi dari batik, simbol budaya Indonesia yang sarat makna tentang kebijaksanaan, tekad, dan kesabaran. Menurut Naomi, filosofi batik terasa sangat relevan dengan kondisi dunia yang tengah menghadapi berbagai ujian. Melalui Jiwanta, ia ingin menghadirkan mahkota yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memancarkan kekuatan batin.

Anggrek untuk Negeri Singa

Kepercayaan tak hanya datang dari Indonesia. Singapura juga memilih Naomi untuk merancang mahkota Miss Universe 2025. Prosesnya diawali dengan diskusi intens bersama penyelenggara. “Mereka bercerita bahwa tahun ini sangat penting karena menandai 60 tahun kemerdekaan Singapura. Mereka ingin sesuatu yang modern, bright, dan tidak terlalu tradisional,” jelasnya.

Dari sana lahirlah mahkota berhiaskan 60 bunga anggrek, simbol nasional Singapura. Nuansa desainnya dibuat modern dengan efek diamond look yang memancarkan semangat baru. Bagi Naomi, kesempatan ini terasa menggetarkan karena karyanya akan digunakan di luar Indonesia, sekaligus menjadi bukti bahwa desainnya bisa berbicara lintas budaya.

Simpel, Modern, dan Elegan untuk Hong Kong

Tantangan lain datang dari Hong Kong. Naomi kembali menggali filosofi tentang karakter perempuan di kota metropolis itu, mandiri, efisien, dan menyukai gaya hidup praktis. Mahkota pun dirancang dengan garis desain simpel, modern, namun tetap elegan dan kokoh. Hasilnya mencerminkan energi perempuan Hong Kong yang dinamis, gesit, sekaligus berkelas.

Filosofi yang Mengalir dalam Karya

Naomi kerap menekankan bahwa desain baginya bukan soal tren semata. “Bagi saya, yang penting dari sebuah desain bukan tren, tapi value yang dirasakan pemakainya,” tuturnya. Pandangan ini yang membuat setiap karyanya terasa otentik dan berkarakter.

Ia pun percaya bahwa kecantikan perempuan tidak harus hadir dalam balutan yang berlebihan. “Filosofi saya sederhana, perempuan Indonesia bisa terlihat cantik tanpa harus berlebihan. Kesederhanaan justru mampu mengangkat seseorang satu atau dua level lebih bernilai.”

Bahkan ketika berbicara soal emas, material utama dalam perhiasan, Naomi memilih bersikap jujur. “Meski saya pribadi tidak terlalu suka emas, saya tahu emas memiliki value tinggi, dan itu yang saya bawa ke setiap desain.”

Perjalanan Naomi

Nama Naomi Julia Soegianto bukan sosok asing di dunia perhiasan. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan dunia emas melalui usaha yang dirintis ayahnya, PT UBS. Dari pengalaman itu, ia kemudian mendirikan perusahaan sendiri bernama NJS pada awal 2000-an. Berbekal hanya 1 kilogram emas dan beberapa karyawan, Naomi merintis bisnis dari nol. Kini, NJS berkembang menjadi salah satu produsen emas yang diperhitungkan di Indonesia.

Naomi selalu menempatkan perempuan sebagai sumber inspirasi desain. Material yang ia gunakan pun beragam, emas, perak, bebatuan, hingga zircon Swarovski, yang ditata dengan harmoni sehingga memadukan nuansa lokal dengan selera internasional.

Lebih dari Sekadar Bisnis

Meski sukses di dunia perhiasan, Naomi tidak berhenti di sana. Ia aktif menggerakkan kegiatan sosial, terutama dalam pemberdayaan perempuan. Melalui seminar dan workshop di berbagai kota, ia berbagi inspirasi tentang kemandirian, keberanian, dan kekuatan perempuan. Tak lama lagi, perjalanan hidupnya juga akan dibukukan oleh penulis Alberthiene Endah dengan judul Matahari Setelah Hujan.

Kepercayaan yang datang dari Miss Universe Indonesia, Singapura, dan Hong Kong menjadi bukti bahwa karya anak bangsa bisa diterima di panggung internasional. Naomi pun terus berkarya, menghadirkan mahkota yang bukan sekadar hiasan, tetapi simbol filosofi, keindahan, dan jiwa yang lahir dari sang desainer.

Share: