Don't Show Again Yes, I would!

Perayaan Kain Negeri di JF3 Fashion Festival 2024

Tahun ini, IFDC kembali dengan tema “Kain Negeri” di panggung mode JF3 Fashion Festival 2024, menampilkan inovasi wastra yang memukau melalui karya lima desainer muda berbakat: Adeline Esther, Rama Dauhan, Ria Miranda, Wilsen Willim, dan Yosafat Dwi Kurniawan.

Sejak didirikan pada tahun 1985, Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) telah menjadi tulang punggung industri mode di Indonesia, memberikan dukungan kepada para desainer berbakat dari berbagai generasi. Dengan visi untuk mengembangkan dan memperkaya industri mode tanah air, IFDC telah menaungi nama-nama besar seperti Sebastian Gunawan, Didi Budiardjo, Mel Ahyar, dan banyak lagi.

Adeline Esther: Kisah Keong Mas dalam Busana

Adeline Esther membawa penonton dalam perjalanan ke Kediri, Jawa Timur, dengan koleksi “Keong Mas” yang terinspirasi dari cerita rakyat setempat. Menggabungkan keindahan Batik Pekalongan dengan siluet modern, ia berhasil menciptakan reinterpretasi gaya putri Jawa kuno yang relevan di era sekarang. Untuk menambah sentuhan magis, Adeline bekerja sama dengan desainer aksesori ternama, Rinaldy A. Yunardi, untuk menciptakan clutch bag berbentuk Keong Mas yang memukau dan anting-anting unik yang melengkapi penampilan.

Rama Dauhan: Androgini dan Reinterpretasi Batik

Koleksi “Gelora” oleh Rama Dauhan mengeksplorasi tema androgini yang terinspirasi dari para selir Keraton Surakarta. Dengan menggali hasrat pemberontakan gender dalam tatanan kerajaan, koleksi ini menghadirkan batik dengan konsep yang segar dan kontemporer. Rama berkolaborasi dengan Rumah Batik Cempaka, mempertahankan metode membatik tradisional, dan memberikan nafas baru pada warisan budaya ini.

Ria Miranda: Cinta Abadi dalam Tenun Garut

Ria Miranda membawa kisah cinta yang menyentuh dalam koleksinya “Tenun Garut”. Terinspirasi oleh Naito, mantan tentara Jepang yang menanamkan kasih sayang dalam tenun Garut, koleksi ini mencerminkan siluet modern yang chic dengan hiasan renda dan drapery. Setiap detail dalam koleksi ini merefleksikan filosofi cinta yang abadi, menggambarkan warisan tenun dan sutra Garut sebagai simbol kasih sayang yang tak lekang oleh waktu.

Wilsen Willim: Karya Seni yang Dapat Dipakai

Dalam koleksinya yang berjudul “Lintas Waktu”, Wilsen Willim mengangkat karya Maestro Tenun Sutera, Simon ‘Lenan’ Setijoko. Berkolaborasi dengan kolektor wastra, Chandra Satria, Wilsen menciptakan delapan tampilan karya seni yang dapat dikenakan, menggabungkan keahlian dalam sulam, batik, dan lukisan. Meskipun dikenal dengan desain kontemporer, kali ini Wilsen ingin menampilkan wastra sebagai karya seni yang memiliki nilai tinggi di mata dunia.

Yosafat Dwi Kurniawan: Sentuhan Global pada Tradisi Lokal

Koleksi “Cantik Manis” dari Yosafat Dwi Kurniawan menampilkan harmoni antara kain tradisional dan sentuhan budaya global. Menggunakan teknik batik cap Pekalongan dan benang perak songket, Yosafat menciptakan motif inovatif yang disebut Sakura Gerjak, menggabungkan elemen tribal dengan keindahan bunga sakura. Koleksi ini menunjukkan keanggunan yang tak lekang oleh waktu, menciptakan perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas.

Parade show bertajuk “Kain Negeri” akan berlangsung pada Jumat, 26 Juli 2024, pukul 16:30 di JF3 Fashion Festival, La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading. Acara ini menjanjikan pengalaman visual yang menakjubkan, menampilkan keindahan dan inovasi wastra Indonesia yang dihadirkan oleh para desainer muda yang berbakat. Saksikan bagaimana warisan budaya kita dihidupkan kembali dalam bentuk busana kontemporer yang memikat hati dan mata.

Share: