Kanker pada wanita, masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Kanker payudara, salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menyadari hal ini, Linda Agum Gumelar, Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dalam Sosialisasi Pemeriksaan Dini Kanker Payudara pada acara Bakti Indonesia 2024 yang digelar oleh Yayasan Bakti Keberagaman Indonesia (YBKI), di Gereja Katedral pada Rabu (7/8).
SADARI adalah singkatan dari Periksa Payudara Sendiri, sebuah metode sederhana yang dapat dilakukan oleh setiap wanita untuk mendeteksi adanya perubahan atau kelainan pada payudara mereka. Linda, sebagai narasumber menekankan bahwa SADARI sebaiknya dilakukan secara rutin, idealnya setiap bulan, agar wanita dapat mengenali kondisi normal payudara mereka dan segera menyadari jika ada sesuatu yang tidak biasa.
Menurut Linda, langkah-langkah SADARI meliputi pemeriksaan visual di depan cermin, serta palpasi atau perabaan payudara dengan menggunakan jari untuk merasakan adanya benjolan atau perubahan tekstur. “Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa,” ujar Linda yang juga menekankan bahwa menemukan kanker pada tahap awal meningkatkan peluang untuk sembuh secara signifikan.
Linda juga menjelaskan bahwa deteksi dini kanker payudara memiliki dampak besar terhadap keberhasilan pengobatan. Kanker yang ditemukan pada tahap awal, ketika masih terbatas pada area payudara, memiliki tingkat kesembuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Dengan meningkatkan kesadaran melalui SADARI, Linda berharap dapat memberdayakan wanita Indonesia untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka sendiri. Dia juga sering mengingatkan bahwa meskipun metode ini sangat bermanfaat, SADARI tidak menggantikan pentingnya pemeriksaan medis seperti mammografi yang harus dilakukan secara berkala, terutama bagi wanita yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara.
Sedangkan pada sesi Health Talk dihari yang sama, dr. Inolyn Panjaitan, seorang dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, juga berbicara mengenai kanker pada Wanita. Dalam penjelasannya, dr. Inolyn mengingatkan bahwa kanker masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, banyak kasus kanker yang dapat ditangani dengan sukses.
dr. Inolyn menjelaskan bahwa beberapa faktor risiko kanker pada wanita meliputi gaya hidup tidak sehat, riwayat keluarga, serta paparan terhadap bahan kimia tertentu. Kanker payudara dan kanker serviks adalah dua jenis kanker yang paling umum menyerang wanita di Indonesia. dr. Inolyn menekankan pentingnya pemeriksaan rutin, seperti mammografi dan Pap smear, untuk mendeteksi adanya tanda-tanda awal kanker.
“Deteksi dini adalah kunci,” ujar dr. Inolyn. “Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar peluang pasien untuk sembuh.”
Dengan pengetahuan dan kesadaran yang semakin meningkat, diharapkan lebih banyak wanita yang dapat terlindungi dari risiko kanker dan memperoleh pengobatan yang tepat waktu.
Pada acara ini Rumah Sakit Abdi Waluyo memberikan 900 paket berbagai vitamin bagi masyarakat kurang mampu untuk konsumsi 30 hari.